Nutrisi adalah zat yang diperlukan makhluk hidup untuk hidup, sementara antinutrien atau antinutrisi adalah senyawa yang menghalangi penyerapan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya dalam tubuh.
Antinutrien secara alami ditemukan pada hewan dan makanan nabati. Pada tanaman, antinutrien merupakan senyawa yang dirancang untuk melindungi diri dari infeksi bakteri dan hama serangga.
Walaupun terdengar merugikan, namun tidak semua antinutrien buruk. Polifenol adalah salah satu antinutrien positif. Sama halnya dengan flavonoid, antinutrien lain banyak ditemukan di teh, kopi, anggur, dan makanan nabati tertentu lainnya.
Sayangnya, antinutrien positif pun dapat menghambat penyerapan mineral sampai tingkat tertentu, tetapi cenderung aman dan bermanfaat selama dikonsumsi dalam batas tertentu.
Antinutrien berkontribusi pada defisiensi, gangguan pencernaan, dan penyebab autoimun bagi sebagian besar orang. Karena hal tersebut, berikut 10 antinutrisi yang harus dipertimbangkan untuk dibatasi konsumsinya:
1. Asam Phytic atau Fitat
Fitat dapat menghalangi tubuh menyerap mineral, kalsium, zat besi, dan mengunci persentase fosfor, kalsium, tembaga, besi, magnesium dan seng yang tinggi. A
sam fitat juga dapat menghambat enzim pencernaan esensial tertentu yang disebut amilase, tripsin, dan pepsin. Amilase memecah pati, sedangkan pepsin dan tripsin diperlukan untuk memecah protein.
2. Gluten
Gluten tidak hanya dapat menyebabkan masalah pencernaan, tetapi juga berkontribusi terhadap sindrom usus bocor atau penyakit autoimun, reaksi alergi, dan masalah kognitif.
3. Tanin
Ditemukan dalam teh, kopi, dan kacang-kacangan, tanin adalah jenis inhibitor enzim yang mencegah penyerapan protein dan zat besi.
Mengonsumsi tanin juga dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, diare, konstipasi, dan masalah lainnya.
4. Oksalat
Mirip dengan tanin, oksalat merupakan kandungan dengan jumlah tertinggi dalam biji wijen, kedelai, dan varietas millet hitam dan coklat. Senyawa ini juga ditemukan dakam sayur hijau dan teh.
Menurut penelitian yang dilakukan pada daya serap asam amino, antinutrien ini membuat protein tanaman, terutama kacang-kacangan, berkualitas buruk (1). Oksalat juga dapat mengikat kalsium dan mencegahnya terserap.
5. Lektin
Lektin ditemukan dalam jumlah tinggi dalam kacang-kacangan dan gandum, yang dapat mengurangi penyerapan nutrisi dan pada banyak orang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kembung dan gas.
Lektin mampu bertahan dalam pencernaan, yang berarti mereka dapat menyebabkan hilangnya sel-sel epitel usus, merusak selaput lapisan epitel, mengganggu membran pencernaan dan penyerapan nutrisi, mengganggu flora bakteri, dan memicu reaksi autoimun (2).
Lektin dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang mirip dengan keracunan makanan, dan respons imun seperti nyeri sendi dan ruam. Biji-bijian mentah, susu, dan kacang-kacangan yang tidak disiapkan dengan benar (seperti kacang kedelai) mengandung lektin yang tinggi.
6. Saponin
Saponin memengaruhi lapisan gastrointestinal, berkontribusi terhadap sindrom usus bocor dan gangguan autoimun. Mereka sangat tahan terhadap proses pencernaan manusia dan memiliki kemampuan untuk memasuki aliran darah dan memicu respon imun.
7. Penghambat tripsin
Inhibitor tripsin dan chymotripsin ditemukan di sebagian besar produk yang mengandung biji-bijian, termasuk sereal, bubur, roti, dan bahkan makanan bayi.
Senyawa tersebut terdegradasi dengan baik oleh panas dan proses memasak tetapi masih dapat menyebabkan masalah seperti defisiensi mineral jika dikonsumsi oleh bayi, anak-anak dan penderita gangguan fungsi pankreas.
8. Isoflavon
Kedelain merupakan sumber isoflavon tertinggi. Sayangnya antinutrisi ini dapat menyebabkan perubahan hormon dan berkontribusi pada masalah pencernaan.
Ketika disiapkan dengan benar dan dikonsumsi dalam jumlah kecil, isoflavon dapat bermanfaat, tapi biasanya orang-orang dianjurkan untuk menghindari kedelai karena isoflavon memberikan efek seperti estrogen.
Karena alasan ini, mereka diklasifikasikan sebagai fitoestrogen dan dianggap sebagai pengganggu endokrin, senyawa turunan tanaman dengan aktivitas estrogenik yang dapat mengakibatkan perubahan berbahaya pada kadar hormon.
9. Solanin
Ditemukan dalam sayuran nightshade seperti terong, paprika dan tomat, solanin sebenarnya merupakan antinutrien yang bermanfaat.
Tetapi pada tingkat tinggi dan bagi mereka yang sensitif terhadap sayuran nightshades, solanin dapat menyebabkan keracunan dan gejala seperti mual, diare, muntah, kram perut, terbakar pada tenggorokan, sakit kepala dan pusing.
10. Chaconine
Ditemukan dalam jagung dan tanaman dari keluarga Solanaceae, termasuk kentang. Senyawa ini bermanfaat ketika dimakan dalam dosis kecil karena memiliki sifat anti-jamur.
Tetapi pada beberapa orang chaconine dapat menyebabkan masalah pencernaan, terutama ketika dimasak dan dikonsumsi dalam jumlah tinggi.
Orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit yang berkaitan dengan kekurangan mineral, seperti osteoporosis defisiensi kalsium atau anemia defisiensi zat besi, disarankan memantau pilihan makanan yang mengandung antinutrien.
Anda bisa melakukan strategi lain, contohnya minum teh di antara waktu makan untuk mengurangi kemungkinan penyerapan zat besi yang buruk, atau mengonsumsi suplemen kalsium beberapa jam setelah mengonsumsi sereal gandum berserat tinggi yang mengandung fitat.
Pada individu yang sensitif, antinutrien positif maupun negatif dapat menghambat pencernaan tembaga, zat besi, seng, vitamin B1, bersama dengan enzim, protein dan pati yang ditemukan dalam makanan nabati. Hal ini tergantung pada reaksi seseorang.
Jadi ketahui reaksi tubuh Anda untuk kemudian disesuaikan dengan pola makan Anda.
Levy J. (2018). 10 Antinutrients to get out of your diet and life. Dr Axe. Diakses pada 28 Oktober 2019.
Harvard Edu. (2019). Are anti-nutrients harmful?. Harvard Edu. Diakses pada 28 Oktober 2019.
Odumodu CU. Antinutrients content of some locally available legumes and cereals in Nigeria. Trop Geogr Med. (1992).
Vasconcelos IM, Oliveira JT. Antinutritional properties of plant lectins. Toxicon. (2004).
Tags: Kesehatan pencernaan